Kamis, 19 Agustus 2010

cintaku direnggut alzeymer

“Aduh, gue telat lagi,” gerutu Fara ketika masuk vakultas pertama kali. Hari ini dia mengikuti ospek di salah satu universitas terkemuka di Jakarta. Semua siswa yang mengikuti ospek sudah berbaris mengikuti upacara pembukaan yang diakan di kampus tersebut. Fara segera ikut berbaris bersama mereka. Setelah selesai upacara, kelompok Fara disuruh maju oleh salah satu senior. “kamu, tadi saya lihat tadi kamu terlambat, sekarang hukumannya kamu bersihkan lapangan ini,” kata salah satu senior yang bernama Kevin, dia adalah ketua ospek tahun ini. “nyebelin banget sih,” gerutu Fara pada temannya saat istirahat. Setiap hari selama ospek dilakukan, Fara selalu dapat teguran dari Kevin, entah dia melakukan kesalahan ataupun tidak. Pernah dia disuruh membawa kambing dan tikus ke sekolah, namanya pun diubah enjadi upik abu.
Akhirnya, ospek pun selesai, malam itu juga diadakan pesta pelepasan masa ospek di aula kampus. Semua mahasiswa baik yang senior maupun baru berbaur menjadi satu di pesta tersebut. Saat Fara akan memasuki aula, tiba-tiba ada yang menggeret tangannya. “ikut gue,” kata Kevin singkat. “Fara, sejak pertama kali gue liat elo, gue ngerasa ada yang aneh di diri gue,” kata Kevin ,mulai merayu Fara. “Fara, elo mo nggak jadi pacar gue?” kata Kevin kemudian. Fara tertawa terbahak-bahak sehingga Kevin malu dengan Fara. Sebenarnya gue juga suka ama elo,Vin. Tapi gimana lagi, sejak pertama gue ikut ospek ini, elo selalu aja nyuruh gue dan bikin gue kesel, kata Fara dalam hati. “Fara, kenapa bengong?” kata Kevin. “Fara juga suka sama Kak Kevin.” Singkat cerita merekapun jadian.

Kring…,kring…,kring…., suara jam di kamar Fara menunjukan sudah pukul 07.30, Fara masih juga belum bangung dari tidurnya. “Fara, bangun. Sudah siang sayang, ayo bangun.” Perintah Ira, mama Fara. “mama, inikan hari minggu, aku capek,” kata Fara. Padahal hari itu adalah hari selasa, dimana Fara ada kuliah pagi. Ira bingung kenapa Fara menganggap hari itu hari minggu, padahal tidak biasanya pula Fara bangun siang bolong. Penyakit lupa Fara makin hari makin aneh, dari lupa berangkat kuliah, lupa tanggal, hari, bulan, sampai lupa kalau dia sudah kuliah di salah satu universitas di Jakarta. Ira khawatir dengan penyakit lupa yang diderita Fara. Ira segera mengajaknya ke dokter.

Ira tercengang mendengar perkataan dokter tentang anaknya. Dia sangat tidak percaya kalau anaknya akan mengidap penyakit yang bisa merenggut nyawa penderitanya. “benar,Ibu. Anak ibu, Fara, mengidap penyakit Alzeymer. Ini hanya dugaan sementara saja, nanti kalau hasil lab sudah ada, saya akan menghubungi ibu segera.” Kata dokter yang masih muda tersebut.Ira meninggalkan ruang dokter dengan syok. Dia berusaha meyakinkan hatinya kalau yang dikatakan dokter salah besar.
Saat hasil lab sudah ada ditangan Ira, dokter menyarankan agar Fara dirawat dan mengikuti terapi di rumah sakit tersebut. Namun Ira menolaknya, dia tidak mau Fara tahu akan penyakit yang di deritanya.

Saat Fara dan Ira sarapan, tiba-tiba ada yang menetuk pintu rumahnya. “biar Fara saja,Ma.” Kata Fara sambil berjalan ke ruang depan. Dibuka pintu rumahnya, Fara terkejut melihat sosok yang ada dihadapannya. “Kak Fara!” kata orang tersebut, sesosok gadis dengan penapilan yang mewah, Niken. Ira segera menghampiri Fara karena ingin tahu siapa yang datang. Ira juga terkejut melihat Niken, anak bungsunya datang dari Malaysia. Ira dan Fara segera mengajak Niken masuk kerumah dan mengajaknya sarapan. “Kakak kuliah dimana?” Tanya Niken. Fara menjawab asal karena lupa dia kuliah dimana, malahan dia mengira Niken bercanda. Niken bingung, terkejut dan merasa aneh dengan jawaban Fara. Ira hanya diam melihat anak sulungnya seperti itu.
Karena kedatangan Niken yang mendadak, Ira tidak sempat menyiapkan kamar untuk Niken. Terpaksa Niken disuruh sekamar dengan Fara. Niken heran, karena setiap malam Fara disuruh meminum obat yang entah apa, dia tidak tahu. Niken benar-benar iri dengan Fara, dia sempat berpikir kenapa tidak dia saja yang ikut ibunya saat orang tuanya bercerai. Niken juga merasa aneh saat dia bertanya pada Fara, kadang konek, kadang pula tidak. Dia merasa bahwa tingkah laku kakaknya aneh, seperti orang sakit pikun.
Suatu hari, dia browsing di internet tentang penyakit aneh yang dilihatnya di kelakuan Fara. Tapi saat akan menemukan penyakit tersebut, Ira segera menyuruh Niken untuk membantunya menyiapkan makan malam. Dan setelah makan malam, Fara bercerita tentang kuliahnya ke Niken. Alhasil, dia tidak sempat bowsing penyakit pikun Fara.
Fara dikeluarkan dari kuliahnya karena presentase kehadirannya kurang dari 70%. Kevin yang mendengar kabar tersebut segera memberitahu Fara yang saat itu juga tidak masuk kuliah.

Kevin datang kerumah Fara, namun dia tidak bertemu dengan Fara, karena Fara sedang pergi bersama ibunya. Hanya Niken yang saat itu berada dirumah. Niken terkejut melihat Kevin datang kerumanya, saat itu Niken tidak kenal Kevin. Niken kagum dengan Kevin. “masih lama nggak Fara perginya?” Tanya Kevin pada Niken, namun Niken hanya bengong memperhatikan Kevin. Beberapa kali Kevin bertanya pada Niken tapi Niken tidak menjawabnya. “kayaknya sih lama! Kamu teman kuliahnya Kak Fara,ya?” Tanya Niken untuk kesekian kalinya. Kevin hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Dengan kecewa, Kevin pun pulang. Beberapa menit kemudian, Fara dan Ira datang. Niken tidak memberitahu Fara akan kedatangan Kevin.

“Mah, aku sudah bilang sama Papah, kalau aku akan kuliah di Jakarta, Mamah ngebolehin aku,kan?” Tanya Niken. “lagipula aku kan bisa satu universitas sama Kak Fara, aku bosan di KL, Papah terlalu sibuk,” tambah Niken. Ira bingung menjawab antara iya atau tidak. “Kalau aku bilang tidak boleh, Niken akan menganggap aku tidak sayang sama dia, tapi kalau aku jawab iya, bagaimana dengan Fara, saat ini dia kan butuh perhatian ekstra?” Kata Ira dalam hati. Akhirnya ia menjawab iya. Niken senang sekali karena diperbolehkan tinggal lebih lama di Jakarta.

Sebelum Fara di DO, Kevin jarang bertemu dengan Fara. Fara terlalu sibuk dengan keperluannya sendiri. Sehingga Kevin tidak dapat kesempatan bersamanya. Dan untuk kedua kalinya, Kevin datang kerumah Fara. Dia berhasil bertemu dengan Fara, tapi dengan kondisi yang berbeda. Fara tidak mengenali Kevin, awalnya Kevin kira Fara hanya bercanda, tapi lama kelamaan dia kencing tanpa sadar dan merasa gugup. Ira segera membersihkan air kencing tersebut dan membawa Fara ke dalam kamar. Niken yang saat itu juga berada di sana segera mengajak Kevin keluar.
“Kak Fara memang seperti itu, dia sok nggak kenal orang yang emang ia kenal. Nggak elo aja kok yang di gituin, gue juga dulu,” kata Niken sambil berjalan keluar rumah. “dia sakit apa?” Tanya Kevin yang penasaran dengan kelakuan Fara. “Nah itu dia, gue juga belum tahu, nyokap nggak pernah cerita, dia sering nglantur dan sombong,” kata Niken mencoba mencari perhatian Kevin. Kevin pun mulai terpengaruh dengan omongan Niken. Tak terasa hari sudah sore, Kevin segera pulang tanpa pamit ke Fara.

“Kak Fara, tadi itu teman kuliah,kakak,ya?” Tanya Niken saat berada di kamar bersama Fara. “emang kenapa? Dia kakak senior aku!” jawab Fara. Fara pun menceritakan kejadian awal mula dia bertemu dengan Kevin, tapi lama kelamaan cerita Fara ngelantur dan dia jatuh pingsan. “Kak Fara, kakak kenapa?” Tanya Niken saat di kamar, Niken segera memanggil ibunya, “Mamah, kak Fara kenapa,Mah,” teriak Niken. Niken dan ibunya membawa Fara kerumah sakit.

Fara ditangani oleh dokter yang selama ini menangani penyakit Fara. Setelah itu, dokter memberitahu Ibu Ira agar Fara menjalani rawat inap di rumah sakit saja. Tanpa berpikir panjang Ibu Ira menyetujuinya. Niken hanya bengong karena tidak tahu apa-apa. Dia ingin tanya tapi suasana tidak mendukung.
Di kamar Fara, Niken bertanya pada ibunya, “Mamah, Niken boleh tanya?” Tanya Niken. Ibu Ira segera bengun dari duduknya dan mengajak Niken keluar dari ruang Fara. “Mamah tahu, kau ingin menanyakan penyakit Fara,bukan?” kata Ira sebelum Niken mengawali pembicaraannya. Niken hanya terdiam sambil menganggukan kepala. Ira segera menceritakan penyakit yang diderita Fara. Dengan terisak-isak, Ira menyatakan penyesalannya karena tidak memberitahu Niken dan semua orang. Beberapa menit kemudian, dokter datang ke kamar Fara, ternyata Fara kritis. Ira dan Niken pun segera masuk untuk mengetahui keadaan Fara. Saat dokter memeriksa Fara, Niken segera menelpon Kevin dan menyuruhnya datang kerumah sakit. “Mamah, bawa Fara ke taman,Mah…,” kata Fara pada ibunya. Ira melirik dokter, dan dokter pun menganggukkan kepala dengan senyuman.
“Fara…,Fara…,Fara…,” panggil Kevin saat melihat Fara bersama ibunya di taman rumah sakit. Tanpa basa-basi, Kevin dan Niken pun segera menghampiri mereka. Kevin mendekati Fara dengan pelan-pelan, Niken dan Ira pergi menjauh menuju koridor agar Kevin bisa bersama Fara. “Kevin,” kata Fara pelan sekali. “iya ini aku,Kevin,” sambung Kevin. Kevin pun memeluk Fara, perasaan Kevin antara senang dan sedih, dia tak bisa megeluarkan air mata. tapi tidak dengan Fara, dia tidak bisa berkata apa-apa selain menangis dipelukan Kevin. Ira dan Niken yang berada di koridor menjadi terharu, mereka juga mengeluarkan air mata. Niken memeluk Ira dengan erat sambil menangis. Dan Fara pun menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan Kevin.

2 komentar: