Jumat, 23 Oktober 2009

curhat

Bagaimana aku bisa memilikimu, kalau sekarang kamu sudah ada yang memiliki,Kak ? Apa aku harus jadi benalu yang selalu mengganggu hubungan kalian ? Tapi sampai kapan ? Sampai kamu lulus sekolah, yang itu artinya lebih dari enam bulan lagi ? Ataukah selamanya ?
Bagiku, Kau adalah sebuah bintang yang paling terang, meski letakmu paling jauh diantara bintang yang lain. Kau adalah bintang yang memilki sejuta pesona. Setiap orang yang melihatmu pasti akan tertarik padamu, begitu juga aku. Aku ingin orang lain tak tahu kalau aku juga menginginkanmu, tapi aku selalu tak bisa memendam keinginanku. Aku ingin meraihmu, dan akan kusimpan kau didalam hatiku yang paling dalam. Supaya tak ada orang yang iri denganku. Tapi aku tak punya daya dan kemampuan untuk meraihmu.
Aku tahu, tak hanya aku yang tertarik padamu. Bukannya aku pengecut yang kalah sebelum perang. Tapi terlalu banyak dan berat sainganku. Mereka bahkan lebih baik dariku, yang mungkin bisa membuatmu lebih bahagia. Aku ini manusia biasa yang juga punya kekurangan. Aku tak mau berharap lebih padamu, karena aku takut tak bisa memilikimu. Aku tak mau berhayal tinggi tentangmu.Aku tak berani memimpikanmu dalam tidurku. Karena aku tak mau suatu saat aku akan terjatuh lebih dalam, yang bisa meninggalkan luka yang akan terus membeku dan tak bisa mencair selama hidupku.

Andai kamu tahu, setiap kali aku ngelihat kamu jalan dengannya, hatiku sakit, aku malu, benci dan sebel. Tapi aku juga kagum dengannya.
 sakit, karena aku cemburu dengan kamu. rasa sakitku ini bahkan lebih sakit dari vonis mati dokter.
 Malu, karena aku gak mau kalian tahu aku suka denganmu.
 Benci, Kenapa harus kamu yang aku suka?!?!? Kenapa gak orang lain aja yang udah kenal denganku, dan belum ada yang punya?!?!?
 Sebel, kenapa harus dia yang kamu cintai?!?!? Kenapa gak aku aja?!?!? “narsis banget gue”````````
 Tapi aku kagum dengan dia, karena dia udah bikin kamu jatuh cinta padanya.

dan aku terlanjur mencintai dirimu
terlambat bagiku menjauh darimu
bagiku terlalu indah perasanku ini
tak mudah untukku melupakan kamu

Senin, 05 Oktober 2009

CurhatQu

Nadi, seorang gadis pelajar di salah satu sekolah kejuruan di Purwodadi. Dia duduk di bangku kelas XI. Ketika itu, Nadi pulang sekolah bersama kedua sahabatnya, panggil saja Ana dan Ria. Saat melihat kakak kelasnya, tak tahu kenapa dia merasa aneh, dia senang, dan malu. Dia bingung kenapa dia bisa seperti itu. Selang beberapa minggu, dia sadar kalau dia suka sama kakak kelasnya itu. “kok bisa?” kata Ria kaget saat Nadi menceritakan perasaannya. “emang kamu kenal siapa dia?” Tanya Ria. “kamu pernah bicara sama dia?” tambah Ana. Nadi hanya menggelengkan kepalanya. Seminggu berlalu, Nadi berharap dia bisa mendapatkan keputusan, apa dia akan tetap mempertahankan perasaannya itu, atau dia akan melupakan perasaannya itu. Nadi pun cerita pada sahabatnya yang lain, panggil saja Riva. Riva mengenal kakak kelas yang Nadi sukai. Nadi berharap Riva bisa membantu menyelesaikan masalahnya. “dia masih berhubungan sama pacarnya yang waktu kita kelas X dulu,Nad.” Kata Riva pada Nadi. Nadi kaget, jantungnya berdetak kencang seakan mau copot, dia merasa lemas. Nadi benar-benar tidak tahu kalau kakak kelasnya itu masih punya pacar. Ande dia tahu dia pasti akan memendam perasaannya itu supaya tidak ada seorangpun tahu kalau dia suka sama kakak kelasnya itu. Namun mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Dan bukan hanya ketiga sahabat Nadi yang tahu semua itu, semua teman sekelas Nadi mengetahuinya, bahkan kakak kelas Nadi sudah mendengarnya. Sejak saat itu, kelakuan Nadi seakan-akan terbatasi, dia merasa malu pada dirinya sendiri dan pada orang lain. Setiap kali Nadi ingat kalau dia menyukai kakak kelasnya dan dia bertemu kakak kelasnya itu, dia merasa bersalah. Dia berpikir, siapa sih dia? Kok bisa suka sama orang seperti kakak kelasnya itu? Kenapa tidak orang lain saja? Kenapa tidak orang yang sudah dia kenal, dan belum punya pacar? Berbulan-bulan perasaan Nadi tidak karuan. sekolahnya hancur karena memikirkan perasaan tidak jelas itu. Dan sampai kakak kelasnya lulus, dia masih memendam perasaan itu. Hingga sampai sekarang semua itu belum ada jawabnya. Perasaan Nadi seakan dipermainkan. Sampai sekarang pun dia masih tidak mengenali siapa nama kakak kelasnya yang dia sukai. Tapi Nadi masih tetap menyukai kakak kelasnya itu, meski dia tahu sudah tidak ada harapan lagi baginya. Dia hanya berharap yang terbaik untuk hidupnya. Kalau memang dia harus merasakan cinta dalam hati kepada orang asing, apa boleh buat. Senang tidak senang dia harus menjalani hidupnya. Dia yakin, pasti rasa itu akan pudar dengan sendirinya. Tapi entah kapan itu akan terjadi, dia juga tidak tahu.